Selasa, 25 Juni 2013

Twenty Six~


Aku tersenyum melihat kalender pagi ini. Ya, hari ini tepat 26 juni 2013. Bukan tanggal yang cantik memang, namun terselip kenangan dalam tanggal ini. Sontak, hatiku tersenyum dan bahkan bibirku sedikit tertawa kecil.

Bukan persoalan tanggal yang ingin ku ceritakan kali ini, tapi soal kenangan. Agak mengharukan memang saat ucap kata “kenangan”, mengapa hal semanis itu cepat berlalu, dan tak dapat di ulang pula.

Hei!! kau ingat bukan?

Aku harap, kau selalu ingat dengan moment 6 bulan silam. Tapi kali ini, aku tak mau menuntutmu untuk selalu ingat dengan tanggal ini.
Ah sudahlah sudah, mungkin memang aku yang terlalu berlebihan tetang tanggal ini.

Tapi sebentar..

Hei!! coba kau tengok kalender dirumahmu, hari ini pun tepat Hari Rabu, rasanya semakin kuat untuk membawaku terjerumus dalam kenangan itu, semoga kau pun merasakan begitu..

Bagaimana tidak, 6 bulan silam, kau dan aku sama-sama memberanikan diri untuk mengutarakan firasat hati.

Bahkan, aku ingat betul saat menceritakan hal yang ku rasa saat itu padamu, begitupun saat kau menceritakan semuanya padaku.

“tak percaya dan tak terduga”, kalimat itu yang kiranya terucap oleh hatiku bahkan mungkin hatimu.

Setelah beberapa menit saling berdiam diri untuk saling meyakini isi hati masing-masing, lantas kau dan aku larut dalam tatapan mata yang saling meyakinkan. Akupun masih ingat saat kau memasang tatapan mata yang teduh padaku seraya ingin memberitahu hal yang sama. Ya “aku-cinta-kau” kau pun mungkin begitu. Dan Semoga sampai saat ini pun begitu.

Aku harap pula, kau tak lupa dengan ‘semut dan kawan-kawannya’, saat itu merekalah yang menjadi saksi bisu saat kau dan aku mengutarakan persoalan hati.

Lagi-lagi, aku ingat tulisanmu dalam salah satu jejaring sosial milikmu, katamu “saling tembak menembak”. Hihihi. Agak menggelitik memang saat membacanya, tapi aku suka hal itu.

Seiring waktu berjalan, kau dan aku pun terus larut dalam sebuah pesan singkat, ada beberapa hal yang ku suka dari pesan singkatmu, kau begitu amat meyakinkanku.

Sebelum sempat aku membalas pesanmu, pasti bibirku melontarkan senyum, kata-kata dalam pesan singkatmu amat manis nan indah, tapi aku tak mencoba untuk selalu meng-iya-kan pesanmu, aku hanya dapat membalas semua pesan singkatmu lewat balutan do’a dan berbagai macam harapanku dan harapanmu kelak. Semoga semua yang ‘kita’ harapkan terkabul dan Allah meridhai. Aamiin Allahumma Aamiin.

Sekali lagi ku tegaskan.

Aku menulis ini bukan untuk memerintah kau dan aku agar kembali dalam kenangan 26 desember 2012 silam, hal itu mustahil memang, aku hanya rindu saat-saat mengesankan itu.

“aku hanya ingin mengingatkanmu, walaupun tak sepatutnya kau ku ingatkan”

~Selamat tanggal 26 TR’s~

Minggu, 23 Juni 2013

Catatan Kecil.

Sore ini, tak ada niat untuk menulis bait-bait puisi tentang cinta, tapi hanya ingin berbagi sepenggal catatan kecil tentang diriku. Baiklah, kita mulai~

Beberapa tahun silam, tepatnya saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar, saat itu saya masih agak rancu menyebutkan cita-cita saya, banyak hal yang ingin saya wujudkan, terutama dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Saya sempat berangan menjadi seorang dokter, ya Dokter. Mungkin banyak anak-anak yang memiliki angan menjadi dokter dalam benaknya saat duduk di bangku SD, dengan kepolosan saya saat itu, saya selalu memandang seorang dokter adalah pekerjan yang Subhannallah Luar Biasa.
Namun tak hanya dokter, saya pun berangan menjadi seorang guru TK saat itu, ya Guru TK. angan yang selalu saya utarakan pada Ibu. Tak berhenti pada angan menjadi dokter ataupun guru TK, saya pun sempat ingin menjadi seorang penulis, bagaimana tidak, saat di bangku SD, saya sudah mulai dibekalkan menulis puisi oleh Ibu tersayang, tak hanya menulis puisi, saya pun sudah sedikit lihai membacakan puisi karya Ibu saya didepan umum saat SD. lihat ini ~


Ah... saya amat rindu masa ini, saat membacakan puisi didepan umum pada perayaan 17 Agustus~ :')
tak hanya berhenti pada perayaan 17 Agustus saja, saat perpisahan Sekolah Dasar angkatan saya pun, saya memberanikan diri untuk mempersembahkan sebuah puisi untuk guru-guru saya. Hemm bangganya saya saat itu~

Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, lagi-lagi saya mencoba membuat karangan puisi, namun saat itu, saya tak menonjolkan kemampuan saya menulis atau membaca puisi, saya tahu, saat itu masa pubertas saya, saya selalu malu untuk berdiri didepan umum, jangankan untuk berdiri, saat berjalan pun tatapan mayta saya selalu mengarah ke bawah, karena ketidak percaya dirian saya.. Lihat ini~
Sebuah buku diary, yang isinya beberapa puisi karya saya~ lagi-lagi saya rindu~ fufu~
Tak hanya berhenti saat SD, dan SMP. saat SMA saya mulai mengasah kembali dalam hal tulis menulis, namun tetap sangan tidak percaya diri saat itu. hihi. saya merasa tulisan saya masih amat jelek untuk dinilai oleh segelintir orang.
Dan sekarang, saat duduk di bangku perkuliahan, satu persatu catatan kecil tentang angan saya saat SD sekiranya terwujud, Alhamdulillah~ puji syukur.. kali ini, entah harus berapa milyar kali ucap syukur pada Sang Pencipta.. Angan saya menjadi seorang guru TK terwujud, tapi tidak untuk menjadi seorang dokter. hmm. 
Namun, angan menjadi seorang penulis? Insya Allah, beberpa tahun kedepan, biografi saya akan tercantum dalam salah satu buku karya saya kelak. Insya Allah. Bismillahirrahmanirrahim.. Man jadda Wa Jadaa..

Tak hanya berhenti pada angan-angan saya saat Sekolah Dasar, sekarang pun, saat duduk dibangku perkuliahan, saya sudah menyiapkan catatan-catatan kecil saya lagi, kelak untu masa depan saya. Ya, masa depan yang ditentukan oleh saya sendiri, yang saya inginkan, dan yang ingin saya wujudkan. Insya Allah jika mendapat Ridha dari-Nya. AAMIIN~

Salah satu catatan kecil yang saya rangkum dalam benak saya saat ini, Insya Allah, setelah mendapatkan ini
Saya berangan mendirikan sebuah sekolah disuatu daerah terpencil di Indonesia (AAMII), mendirikan sekolah untuk anak-anak jalanan (INSYA ALLAH). ( Ya Allah, dengarlah anganku yang satu ini, wujudkanlah jika Engkau meRidhai.. aamiin)

Tak hanya berhenti pada angan yang satu ini, ada lagi catatan yang ku catat pada memori otakku, yaya~  kalian tahu Makkah? Madinah? Yap! Arab Saudi lebih tepatnya, Insya Allah, suatu saat saya akan menginjakkan kaki disana, saya akan memeluk ka'bah dan mencium hajar aswad~ Indahnya ya Allah~ semoga kelak aku akan kesana, ke tanah kelahiran Nabi Muhammad, bersama dengan keluargaku~ (Kabulkanlah~ Aamiin allahumma Aamiin).



Bukan hanya Arab saudi yang ingin ku kunjungi dalam catatan-catatan kecilku, ada satu negara yang sangat membuatku jatuh hati padanya, walaupun hanya mendapati Informasi mengenai negara tersebut dari beberapa novel, tapi sungguh, saya takjub dengan Negara bahkan salah satu kota di negaranya. Kalian tahu Mesir? ya Mesir, saat mendengar mesir, pasti kalian ingat dengan piramida.. ya, piramida ciri khas Negara ini. Namun, yang membuat saya jatuh hati bukan karena piramidanya, tapi karena salah satu kota yang ada di negaranya, kalian tahu Kota yang dijuluki sebagai "Kota Seribu Menara", tahu kah?..... Yap! KOTA KAIRO. kota sejarah dalam peradaban islam.. Insya Allah suatu saat, saya akan menginjakkan kaki disana. AAMIIN ALLAHUMMA AAMIIN. negara yang amat sangat Subhannallah Indah~

Bismillahirrahmanirrahim, semoga segala yang saya tulis kali ini terkabul dan senantiasa mendapatkan Ridha Allah SWT. Aamiin Aamiin Aamiin Allahumma Aamiin.
Tak ada yang mustihil jika semuanya diniatkan dalam hati, dan semata-mata ikhlas karena Allah.. Allahu Akbar!!

Minggu, 09 Juni 2013

Renunganku..

Duhai Dzat yang Maha Rahman..
Jikalau cobaan yang Engkau berikan padaku dapat menggungurkan dosa-dosaku, aku akan meminta padaMu untuk tetap melimpahkan cobaan yang berangsur-angsur padaku..
Sungguh, dalam ragaku ini terlalu banyak menyimpan kesalahan, dan terlalu banyak menyimpan kesyirikkan..
Duhai Dzat yang Maha Ghaffar..
Andaikan segala macam hinaan, cacian dan makian yang dilontarkan orang-orang padaku dapat menguji kesabaranku, tolong jangan Kau biarkan mereka untuk berhenti menghina, mencaci bahkan memaki-maki diriku..
Sungguh, batang tubuh ini masih belum kokoh untuk sekedar menahan rasa sabar.
Batang tubuh ini masih acap kali mengeluh Yaa Ghafur..
Duhai Dzat yang Maha 'Aliem..
Mungkin hanya Engkau yang maha tahu bagaimana keadaan raga dan batinku..
Sungguh, aku dapat berbohong dihadapan segelintir manusia, namun tidak untuk dihadapanMu..

salam Al-fatihah-ku

Ternyata benar,
sayang tak perlu tersirat oleh lisan dan tak perlu tersurat oleh jemari dan pena.
Sungguh, atas dasar cinta yang tak nampak dan terungkap pun sesosok insan dapat merasakan.

hai mentari,
bisakah kau membantuku untuk sekedar melihat keadaan dirinya,
ketika ragaku tak mampu melakukannya.

hai senja,
maukah kau menolongku untuk sekedar menyampaikan salam sejuta kasihku padanya,
ketika mulutku tak dapat lagi menerjemahkan kata-kata yang berasal dari kalbu.

hai rembulan,
sungguh kau lebih dekat denganku saat ini,
izinkanku untuk menitipkan salam Al-Fatihah-ku kepada Sang Khalik untuk insan yang mengisi benakku saat ini.

Jarak dan waktu tak menjadi alasan untuk tidak melantunkan namamu dalam setiap doa dan harapan.

Chairil Anwar - Puisi Kehidupan

Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar duniawiku
Ya Allah
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…
Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah

Insan Pembawa Nirmala

Kala rindu berbalik sendu,
anggap saja angin berlalu..
Kala duka berbelok suka,
anggap saja asmara tiba..


Saat bibir mengutarakan senyuman,
Tetapi hati membendung pilu..
Saat nurani memekikan lara,
Tetapi paras meluncurkan tawa..


Ketika amarah tiba,
Sesosok insan menaburkan kelembutan..
Berahi hati merasa kesal,
Insan datang menyelimuti kehangatan..

Teruntuk, kamu.

Saat mentari menari,
Saat itulah Sang Khalik menebarkan benih semangat kepada setiap insan.

Saat angin berhembus
Saat itulah Sang Pencipta melontarkan setiap kenikmatan yang tak terhingga.

Dan,
Saat insan menengadahkan tangan pada-Nya,
Saat itulah segenggam harap yang beriringan air mata terungkap.

Selamat Pagi..
 
Semoga mentari senantiasa tersenyum padamu...
Semoga hembusan angin menyampaikan salam rindu yang tak berujung..

Teruntuk, Kamu.

Malam. Siang. Pagi dan Kau.

Malam. Datang.
Malam. Terang.
Sang surya pun menampakkan sinarnya yang benderang.
Seperti kau, selalu menampakkan sinar dalam raut wajahmu yang elok.
Malam. Datang.
Malam. Kelam.
Sang surya tak menampakkan sinarnya yang sumringah.
Tapi ia tak seperti kau, ia selalu terlihat kelabu saat mendung datang menghampiri.
Tapi kau, selalu kukuh mempertahankan parasmu yang rupawan saat  hati dan perasaanmu tak searah.
Siang. Datang.
Siang. Benderang.
Sang mentari memancarkan senyumnya yang bahari.
Ia seperti kau, yang selalu memancarkan senyuman yang menawan. 
Siang. Datang.
Siang. Berawan Hitam.
Sang baskara itu tak nampak bersahaja tanpa cahayanya, kelabu.
Kadang kau sepertinya, tatkala pikranmu lusuh.
Pagi. Kembali.
Pagi. Menyapa.
Sang fajar hadir melontarkan kilauan sinar binarnya.
Layaknya kau, selalu melontarkan keceriaanmu ketika kau bersamaku.
Aku tak pernah merasa jenuh saat seharian penuh bersama kau.
Bahagia, Sukacita, Gembira.
Pagi. Kembali.
Pagi. Menari.
Fajar beralih menjadi mentari, Sang mentari bersinar menanti Rembulan singgah menggantikannya.
Tapi kau, selalu berbinar dalam sanubariku, tak terganti oleh siapapun.