Minggu, 29 Desember 2013

Contoh Sinopsis Novel dan Analisis Penokohan serta Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam Novel.



Tugas Analisis Novel
Kajian Prosa dan Fiksi Bahasa Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universtas Muhammadiyah Tangerang
Nama : Eka Rahma Fitri
NPM : 1288.201.143
Semester III – A.2
Judul               : Anak-anak Angin
Pengarang       : Bayu Adi Persada
Penerbit           : PlotPoint
Tahun Terbit    : 2013
Tebal               : 271 Halaman

Sinopsis Novel
            Bayu Adi Persada, laki-laki lulusan Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Informatika. Mencoba mendaftarkan diri menjadi bagian dari Pengajar Muda, suatu gerakan yang di cetuskan oleh Anies Baswedan dalam yayasan Indonesia Mengajar.
            Suatu malam, ketika Bayu ingin memberitahu kepada Bapaknya bahwa ia telah diterima bekerja sebagai pengajar muda, ia merasa takut karena ia tahu pasti bapaknya akan melarangnya untuk bekerja menjadi pengajar di daerah pelosok, alhasil benar dugaan Bayu, saat makan malam ia mencoba berbicara pada Bapaknya, dan ternyata Bapaknya melarang keras keputusannya untuk mengajar di daerah pelosok. Namun, karena ia memiliki tekad yang kuat, ia tetap menjalankan niatnya untuk mengajar meskipun tidak diizinkan oleh Bapaknya.
            Email pemberitahuan karantina Pengajar Muda telah sampai dalam email Bayu, setelah kurang lebih dua bulan menerima email tersebut, ia mulai masuk karantina, disana ia di bina bagaimana menjadi guru yang baik dan disiplin untuk menerapkan ilmu pada murid-muridnya di pelosok nanti. Tiba saatnya pemberitahuan penempatan mengajar, ia mendapatkan tempat di Sekolah Dasar, Desa Bibinoi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Saat pelepasan kepergian Pengajar Muda di Bandara, ia dan kawan-kawannya yang lain menitikkan air mata saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
            Tiba di tempat tujuan, Bayu di sambut oleh Kepala Sekolah SDN Bibinoi, Pak Adin. Selama penempatan mengajar disana, Bayu tinggal bersama keluarga Pak Adin di rumahnya. Istri dan anak-anak Pak Adin menyambutnya dengan baik.
            Keesokan harinya, Bayu mulai datang ke SD tempat ia mengajar selama satu tahun kedepan, disana ia di perkenalkan langsung oleh Pak Adin saat apel pagi. Bayu di amanatkan untuk menjadi guru wali kelas di kelas tiga. Saat memasuki ruang kelas, semua murid kelas tiga sangat antusias menyambut kedatangannya, meskipun mereka sempat memandang Bayu dengan penuh tanya, tapi Bayu dapat mencairkan suasana menjadi hangat.
            Hari-hari mengajarnya terlewati dengan antusiasme murid-muridnya dalam kelas. Namun semakin hari, beberapa murid semakin menunjukkan sikap asli mereka saat didalam kelas, sampai suatu hari ia mengeluarkan dua anak muridnya dari dalam kelas karena kenakalannya.
            Disana, ia merasakan betul bagaimana perbedaan cara pandang masyarakat sana tentang pendidikan,  lain halnya dengan Kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa, disana mereka hanya memandang bahwa pendidikan hanya sekedar bisa membaca dan menulis saja, tidak lebih. Sampai suatu hari, ia menemukan murid yang ia kagumi, Munarsi. Murid yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
            Tinggal disana, mulai terasa perbedaannya. Banyak sekali kejadian yang ia rasakan, mulai dari tidak bisa tidur karena tetangga Pak Adin menyalakan musik yang amat keras di malam hari di saat waktunya orang-orang beristirahat, sampai merasakan kehilangan uang yang dititipkan dari Yayasan kepadanya untuk biaya fasilitas Desa.
            Suatu hari, Bayu jatuh sakit. Sampai akhirnya ia harus memeriksakan diri di Puskesmas dengan ditemani oleh hampir setengah dari murid dikelasnya, mungkin hal itu termasuk wujud kepedulian murid terhadap gurunya.
            Hari yang ditunggu tiba, Bayu dengan Pengajar Muda yang lain mempersiapkan program penting Indonesia Mengajar yaitu Olimpiade Sains Kuark Nasional, semua Pengajar Muda menjadi panitia dalam acara ini. Semua pengajar menunjukkan keberhasilan mengjarnya lewat acara ini, SD Bibinoi tempat Bayu mengajar mengirim dua tim untuk olimpiade tersebut. Meskipun banyaknya hambatan saat keberangkatan menuju tempat pelaksanaan lomba, namun pelaksanaannya berjalan dengan lancar, saat pelaksanaan olimpiade Bayu bangga pada murid-muridnya.
            Pengumuman semifinal Olimpiade Sains Kuark Nasional tiba dalam email Bayu, kabar baik datang untuk SDN Bibinoi, karena dua murid sekolah tersebut masuk ke babak semifinal, betapa bangganya ia pada murid-muridnya terserbut. Tak lama, ia mendapatkan satu pesan masuk  di Handphone dari Bapaknya, yang bertuliskan bahwa Bapaknya merasa bangga dengan keberhasilannya.
            Ujian Nasional untuk Madrasah Aliyah tiba, jadwal waktu belajar mulai bertambah. Murid kelas tiga Aliyah berdatangan kerumah untuk belajar tambahan. Namun, hal itu menjadi sia-sia saat Bayu mengetahui bahwa saat pelaksanaan Ujian Nasional sekolah tersebut didapati kecurangan saat UN berlangsung, ternyata semua murid diberikan kunci jawaban pada saat UN berlangsung. Rasa kecewa itu menyelimuti Bayu.
            Tiba saatnya Ujian Nasioanl Sekolah Dasar, Bayu mengusulkan kepada kepala sekolah untuk tidak melakukan kecurangan. Kepala sekolah mengikuti usul bayu, pada akhirnya SDN Bibinoi melaksanakan UN dengan jujur.
            Hari-hari terasa berjalan cepat, sekitar sebulan setelah pelaksanaan UN berlangsung, Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera datang ke SDN Bibinoi untuk mengadakan pemeriksaan terkait isu penggelapan dana BOS di SD tersebut, dan ternyata benar, Pak Adin selaku Kepala Sekolah di SD tersebut menjadi tersangka dalam penggelapan dana, namun masalah tersebut bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan, Pak Adin tidak di turunkan dari jabatannya, beliau sudah berjanji akan memimpin sekolah dengan baik, dan semua guru harus memiliki sikap terbuka.
            Sebelum waktu kepulangan tim Pengajar Muda tiba, Bayu  mendirikan Rumah Belajar Bibinoi dari dana hasil pemberian Bapaknya. Masyarakat disana sangat senang saat peresmian Rumah Belajar tersebut.
            Tiba waktunya Bayu dan tim Pengajar Muda lain untuk meninggalkan  tempat bertugasnya, semua masyarakat berdatangan ke rumah Pak Adin untuk sekedar bertemu Bayu memberikan salam perpisahan, beberapa murid ikut meramaikan suasana di rumah Pak Adin. Bayu dan tim PM lain mulai pamit pada masyarakat setempat, hampir semua masyarakat mengantar Bayu sampai ke tepi laut, raut muka mereka terlihat bersedih, begitu pun Bayu. Bayu segera menaiki kapal, tak lama kapal mulai melaju, hampir seluruh warga melampaikan tangan mengisyaratkan salam perpisahan padanya.


Analisis
·         Unsur Instrinsik :
-           Tokoh dan Penokohan :
v  Bayu          :
ü  Memiliki tekad yang kuat.
“Aku langsung meninggalkan meja makan dan langsung ke kamar. Hati memang kecewa tapi tekad sudah membulat. Aku tak akan mundur. Kalau perlu, aku tetap akan pergi meski hanya mendapatkan setengah restu dari Ibu saja.” (hal. 3)
“Aku ingin membuktikan kepada Bapak bahwa keputusan yang kuambila adalah yang terbaik. Bukan sekarang. Nanti suatu saat, Bapak pasti akan bangga. Pasti”. (hal. 8)
ü  Tegas
“Pagi itu mereka (dua murid yang nakal) makan di kelas. Sudah kuperingatkan beberapa kali, tapi mereka mengulangi. Mau tak mau, demi menanamkan contoh untuk murid lain, aku mengeluarkan mereka”. (hal. 28)
“Aku sadar sebagai guru yang baik hati, bahkan terlalu lembut oleh kebanyakan murid. Aku benar-benar tak bisa berbuat kasar. Paling mentok, ya berkata tegas dengan nada suara yang keras. Banyak murid yang mengerti dengan cara seperti itu sehingga aku masih percaya cara itu ampuh” (hal. 74)
ü  Sabar
“Setelah gerombolan kuping karet, muncul kejadian mistis telur dan botol. Ada-ada saja cobaan yang datang silih berganti. Aku sungguh tak sungkan menjalankan cobaan satu persatu, tapi tidak sekaligus seperti ini—andai bisa memilih. Namun, setelah semua yang terjadi, aku percaya pasti ada rencana besar untukku kali ini” (hal. 56)
“Tantangan terbesarku adalah menghadapi kebosanan. Senjata utamanya tentu saja perangkat-perangkat elektronik. Bila listrik mati, film tak bisa ditonton, music tak bisa di dengar, permainan di hape jadi tak berguna.” (hal. 58)
“Aku pasrah saja kalau sudah mendengar deru angin. Hanya tinggal menunggu waktu hingga lampu tak bisa lagi menyala dan laptop tak lagi mampu mengisi bahan bakar. Inilah yang terjadi sekarang”. (hal. 59)

·         Unsur Ekstrinstik
-          Nilai Pendidikan.
Cuplikan:
“Bagi kebanyakan anggota masyarakat di sini, makna pendidikan hanya sebatas membaca dan menulis. Tak lebih. Ketika anak sudah lulus sekolah dasar dan orangtua mendapati anak mereka sudah lancar membaca dan menulis, banyak orangtua sudah bangga. Ilmu pengetahuan itu urusan nanti, yang penting anak bisa bantu-bantu orangtua dengan dua kemampuan dasar paling dasyat sedunia itu. Toh ujian masuk SMP pun hanya membaca dan menulis.” (hal. 34)
Nilai pendidikan yang terkandung pada cuplilakn tersebut adalah, bahwa masyarakat disana tak seperti masyarakat di kota-kota besar pada umumnya yang mementingkan pendidikan dan ilmu pengetahuan, masyarakan sana hanya berpikiran bahwa pendidikan hanya sekedar bisa membaca dan menulis, tidak lebih.
Cuplikan :
      “Pak Adin bercerita bahwa dalam pelaksanaan ujian nasional yang sudah-sudah memang ada kecurangan dari pihak sekolah dengan mengganti jawaban peserta ujian. Menurutnya, jika tidak dibantu, kemungkinan mereka lulus amat kecil. Sekolah membuat kunci jawaban sendiri yang kemudian digunakan untuk membenarkan jawaban anak-anak. Dalam pikiranku, ini tidak separah yang ditemui di Madrasah Aliyah. Setidaknya murid tidak dilibatkan dalam kecurangan itu.
      Namun kecurangan dalam bentuk apapun tetap saja haram dilakukan. Aku mencoba mengambil rasional dari pikiran beliau tentang bantuan dalam Ujian Sekolah tiga minggu yang lalu. Bantuan yang diberikan sekolah sudah lebih dari cukup untuk membantu siswa-siswa. Bayangkan saja, seminggu penuh ujian tertulis dan praktik hanya dijadikan formalitas. Nilai asli tidak berpengaruh sama sekali. Semua hasil nilai siswa diganti dengan nilai “suka-suka” kepala sekolah.”
      Nilai pendidikan yang terkandung pada cuplikan diatas yaitu, bahwa hampir seluruh sekolah yang ada disana selalu menggunakan kecurangan pada saat Ujian Nasional berlangsung, banyak pihak yang menyalahgunakan kunci jawaban sehingga UN hanya menjadi formalitas semata menuju kelulusan yang baik. Bayu berpikir bahwa dengan cara seperti itu sama saja membuat generasi penerus yang rusak karena kecurangan yang dilakukan, akhirnnya ia berusul kepada kepala sekolah SDN Bibinoi untuk tidak melakukan kecurangan, bahwa SD tersebut mampu menjalankan UN dengan jujur tanpa kecurangan apapun.

Minggu, 15 Desember 2013

Datang kembali.

Aku kembali datang.
Sedikit mengobati luka.
Menyiasati duka.

Aku kembali datang.
Mengupas kenangan bersama hujan.
Menerjang bayangan bersama badai.

Aku kembali datang.
Kelu menahan pilu.
Kelam menahan lara.

Aku kembali datang.
Terperosok dengan asa.
Tersudut dalam genggam harap.

Senin, 23 September 2013

Curahan Putri Pertamamu, Bu.

Malam ini. Lagi-lagi saya terbawa arus dimensi putih nan kusam masa lalu, Bu.
Seakan mereka memanggil-manggilku dalam kesunyian malam. Mencoba menjebakku dalam masalalu yang telah usang. Mengajakku kembali mengingat kenangan lampau.

Bu. Jika masalalu itu datang saat aku tertidur pulas, kumohon jangan kau bangunkan aku, Bu. Biarkan masalalu itu menguasai alam mimpiku, walau hanya sedikit. Tapi sungguh, sebenarnya diriku enggan sekali didatanginya. Namun tak apalah, jika kedatangnnya dalam alam mimpi hanya untuk mengingatkanku "bahwa aku pernah berada dalam masa itu".

Iya. Iya, Bu. Aku pun tak mau menjadi manusia munafik. Mengabaikan masalalu. Menelantarkan orang-orang yang pernah terjebak kala itu. Tapi, Bu... Yang kuharapkan saat ini bukan itu. Iya. Bukan masa lalu yang kuharapkan untuk kembali, Bu. Bukan. Tapi jujur, kadang aku merindukan masa itu. Namun sungkan untuk mengingatnya.

Betul. Memang, Bu. Akupun tak pernah bermaksud melupakan mereka. Apalagi sama sekali menganggap tak kenal dengan mereka. Aku tak pernah bermaksud seperti itu, Bu.

Saat ini, hanya masa depan yang kuharapkan datang. Bukan lagi masalalu. Masa depanku telah kurangkai sedemikian rupa, agar menjadi indah nantinya. Masalalu biarkan hanya menjadi kenangan. Dan masa depanku akan menjadi sebuah harapan, yang nantinya tak sekusam masalalu ku. Insya Allah. Jika Ibu memberikan Ridha padaku.

Salam sungkemku untukmu, Ibu.
Tertanda, Putri Pertamamu.

Selasa, 25 Juni 2013

Twenty Six~


Aku tersenyum melihat kalender pagi ini. Ya, hari ini tepat 26 juni 2013. Bukan tanggal yang cantik memang, namun terselip kenangan dalam tanggal ini. Sontak, hatiku tersenyum dan bahkan bibirku sedikit tertawa kecil.

Bukan persoalan tanggal yang ingin ku ceritakan kali ini, tapi soal kenangan. Agak mengharukan memang saat ucap kata “kenangan”, mengapa hal semanis itu cepat berlalu, dan tak dapat di ulang pula.

Hei!! kau ingat bukan?

Aku harap, kau selalu ingat dengan moment 6 bulan silam. Tapi kali ini, aku tak mau menuntutmu untuk selalu ingat dengan tanggal ini.
Ah sudahlah sudah, mungkin memang aku yang terlalu berlebihan tetang tanggal ini.

Tapi sebentar..

Hei!! coba kau tengok kalender dirumahmu, hari ini pun tepat Hari Rabu, rasanya semakin kuat untuk membawaku terjerumus dalam kenangan itu, semoga kau pun merasakan begitu..

Bagaimana tidak, 6 bulan silam, kau dan aku sama-sama memberanikan diri untuk mengutarakan firasat hati.

Bahkan, aku ingat betul saat menceritakan hal yang ku rasa saat itu padamu, begitupun saat kau menceritakan semuanya padaku.

“tak percaya dan tak terduga”, kalimat itu yang kiranya terucap oleh hatiku bahkan mungkin hatimu.

Setelah beberapa menit saling berdiam diri untuk saling meyakini isi hati masing-masing, lantas kau dan aku larut dalam tatapan mata yang saling meyakinkan. Akupun masih ingat saat kau memasang tatapan mata yang teduh padaku seraya ingin memberitahu hal yang sama. Ya “aku-cinta-kau” kau pun mungkin begitu. Dan Semoga sampai saat ini pun begitu.

Aku harap pula, kau tak lupa dengan ‘semut dan kawan-kawannya’, saat itu merekalah yang menjadi saksi bisu saat kau dan aku mengutarakan persoalan hati.

Lagi-lagi, aku ingat tulisanmu dalam salah satu jejaring sosial milikmu, katamu “saling tembak menembak”. Hihihi. Agak menggelitik memang saat membacanya, tapi aku suka hal itu.

Seiring waktu berjalan, kau dan aku pun terus larut dalam sebuah pesan singkat, ada beberapa hal yang ku suka dari pesan singkatmu, kau begitu amat meyakinkanku.

Sebelum sempat aku membalas pesanmu, pasti bibirku melontarkan senyum, kata-kata dalam pesan singkatmu amat manis nan indah, tapi aku tak mencoba untuk selalu meng-iya-kan pesanmu, aku hanya dapat membalas semua pesan singkatmu lewat balutan do’a dan berbagai macam harapanku dan harapanmu kelak. Semoga semua yang ‘kita’ harapkan terkabul dan Allah meridhai. Aamiin Allahumma Aamiin.

Sekali lagi ku tegaskan.

Aku menulis ini bukan untuk memerintah kau dan aku agar kembali dalam kenangan 26 desember 2012 silam, hal itu mustahil memang, aku hanya rindu saat-saat mengesankan itu.

“aku hanya ingin mengingatkanmu, walaupun tak sepatutnya kau ku ingatkan”

~Selamat tanggal 26 TR’s~

Minggu, 23 Juni 2013

Catatan Kecil.

Sore ini, tak ada niat untuk menulis bait-bait puisi tentang cinta, tapi hanya ingin berbagi sepenggal catatan kecil tentang diriku. Baiklah, kita mulai~

Beberapa tahun silam, tepatnya saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar, saat itu saya masih agak rancu menyebutkan cita-cita saya, banyak hal yang ingin saya wujudkan, terutama dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Saya sempat berangan menjadi seorang dokter, ya Dokter. Mungkin banyak anak-anak yang memiliki angan menjadi dokter dalam benaknya saat duduk di bangku SD, dengan kepolosan saya saat itu, saya selalu memandang seorang dokter adalah pekerjan yang Subhannallah Luar Biasa.
Namun tak hanya dokter, saya pun berangan menjadi seorang guru TK saat itu, ya Guru TK. angan yang selalu saya utarakan pada Ibu. Tak berhenti pada angan menjadi dokter ataupun guru TK, saya pun sempat ingin menjadi seorang penulis, bagaimana tidak, saat di bangku SD, saya sudah mulai dibekalkan menulis puisi oleh Ibu tersayang, tak hanya menulis puisi, saya pun sudah sedikit lihai membacakan puisi karya Ibu saya didepan umum saat SD. lihat ini ~


Ah... saya amat rindu masa ini, saat membacakan puisi didepan umum pada perayaan 17 Agustus~ :')
tak hanya berhenti pada perayaan 17 Agustus saja, saat perpisahan Sekolah Dasar angkatan saya pun, saya memberanikan diri untuk mempersembahkan sebuah puisi untuk guru-guru saya. Hemm bangganya saya saat itu~

Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, lagi-lagi saya mencoba membuat karangan puisi, namun saat itu, saya tak menonjolkan kemampuan saya menulis atau membaca puisi, saya tahu, saat itu masa pubertas saya, saya selalu malu untuk berdiri didepan umum, jangankan untuk berdiri, saat berjalan pun tatapan mayta saya selalu mengarah ke bawah, karena ketidak percaya dirian saya.. Lihat ini~
Sebuah buku diary, yang isinya beberapa puisi karya saya~ lagi-lagi saya rindu~ fufu~
Tak hanya berhenti saat SD, dan SMP. saat SMA saya mulai mengasah kembali dalam hal tulis menulis, namun tetap sangan tidak percaya diri saat itu. hihi. saya merasa tulisan saya masih amat jelek untuk dinilai oleh segelintir orang.
Dan sekarang, saat duduk di bangku perkuliahan, satu persatu catatan kecil tentang angan saya saat SD sekiranya terwujud, Alhamdulillah~ puji syukur.. kali ini, entah harus berapa milyar kali ucap syukur pada Sang Pencipta.. Angan saya menjadi seorang guru TK terwujud, tapi tidak untuk menjadi seorang dokter. hmm. 
Namun, angan menjadi seorang penulis? Insya Allah, beberpa tahun kedepan, biografi saya akan tercantum dalam salah satu buku karya saya kelak. Insya Allah. Bismillahirrahmanirrahim.. Man jadda Wa Jadaa..

Tak hanya berhenti pada angan-angan saya saat Sekolah Dasar, sekarang pun, saat duduk dibangku perkuliahan, saya sudah menyiapkan catatan-catatan kecil saya lagi, kelak untu masa depan saya. Ya, masa depan yang ditentukan oleh saya sendiri, yang saya inginkan, dan yang ingin saya wujudkan. Insya Allah jika mendapat Ridha dari-Nya. AAMIIN~

Salah satu catatan kecil yang saya rangkum dalam benak saya saat ini, Insya Allah, setelah mendapatkan ini
Saya berangan mendirikan sebuah sekolah disuatu daerah terpencil di Indonesia (AAMII), mendirikan sekolah untuk anak-anak jalanan (INSYA ALLAH). ( Ya Allah, dengarlah anganku yang satu ini, wujudkanlah jika Engkau meRidhai.. aamiin)

Tak hanya berhenti pada angan yang satu ini, ada lagi catatan yang ku catat pada memori otakku, yaya~  kalian tahu Makkah? Madinah? Yap! Arab Saudi lebih tepatnya, Insya Allah, suatu saat saya akan menginjakkan kaki disana, saya akan memeluk ka'bah dan mencium hajar aswad~ Indahnya ya Allah~ semoga kelak aku akan kesana, ke tanah kelahiran Nabi Muhammad, bersama dengan keluargaku~ (Kabulkanlah~ Aamiin allahumma Aamiin).



Bukan hanya Arab saudi yang ingin ku kunjungi dalam catatan-catatan kecilku, ada satu negara yang sangat membuatku jatuh hati padanya, walaupun hanya mendapati Informasi mengenai negara tersebut dari beberapa novel, tapi sungguh, saya takjub dengan Negara bahkan salah satu kota di negaranya. Kalian tahu Mesir? ya Mesir, saat mendengar mesir, pasti kalian ingat dengan piramida.. ya, piramida ciri khas Negara ini. Namun, yang membuat saya jatuh hati bukan karena piramidanya, tapi karena salah satu kota yang ada di negaranya, kalian tahu Kota yang dijuluki sebagai "Kota Seribu Menara", tahu kah?..... Yap! KOTA KAIRO. kota sejarah dalam peradaban islam.. Insya Allah suatu saat, saya akan menginjakkan kaki disana. AAMIIN ALLAHUMMA AAMIIN. negara yang amat sangat Subhannallah Indah~

Bismillahirrahmanirrahim, semoga segala yang saya tulis kali ini terkabul dan senantiasa mendapatkan Ridha Allah SWT. Aamiin Aamiin Aamiin Allahumma Aamiin.
Tak ada yang mustihil jika semuanya diniatkan dalam hati, dan semata-mata ikhlas karena Allah.. Allahu Akbar!!

Minggu, 09 Juni 2013

Renunganku..

Duhai Dzat yang Maha Rahman..
Jikalau cobaan yang Engkau berikan padaku dapat menggungurkan dosa-dosaku, aku akan meminta padaMu untuk tetap melimpahkan cobaan yang berangsur-angsur padaku..
Sungguh, dalam ragaku ini terlalu banyak menyimpan kesalahan, dan terlalu banyak menyimpan kesyirikkan..
Duhai Dzat yang Maha Ghaffar..
Andaikan segala macam hinaan, cacian dan makian yang dilontarkan orang-orang padaku dapat menguji kesabaranku, tolong jangan Kau biarkan mereka untuk berhenti menghina, mencaci bahkan memaki-maki diriku..
Sungguh, batang tubuh ini masih belum kokoh untuk sekedar menahan rasa sabar.
Batang tubuh ini masih acap kali mengeluh Yaa Ghafur..
Duhai Dzat yang Maha 'Aliem..
Mungkin hanya Engkau yang maha tahu bagaimana keadaan raga dan batinku..
Sungguh, aku dapat berbohong dihadapan segelintir manusia, namun tidak untuk dihadapanMu..

salam Al-fatihah-ku

Ternyata benar,
sayang tak perlu tersirat oleh lisan dan tak perlu tersurat oleh jemari dan pena.
Sungguh, atas dasar cinta yang tak nampak dan terungkap pun sesosok insan dapat merasakan.

hai mentari,
bisakah kau membantuku untuk sekedar melihat keadaan dirinya,
ketika ragaku tak mampu melakukannya.

hai senja,
maukah kau menolongku untuk sekedar menyampaikan salam sejuta kasihku padanya,
ketika mulutku tak dapat lagi menerjemahkan kata-kata yang berasal dari kalbu.

hai rembulan,
sungguh kau lebih dekat denganku saat ini,
izinkanku untuk menitipkan salam Al-Fatihah-ku kepada Sang Khalik untuk insan yang mengisi benakku saat ini.

Jarak dan waktu tak menjadi alasan untuk tidak melantunkan namamu dalam setiap doa dan harapan.

Chairil Anwar - Puisi Kehidupan

Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar duniawiku
Ya Allah
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…
Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah

Insan Pembawa Nirmala

Kala rindu berbalik sendu,
anggap saja angin berlalu..
Kala duka berbelok suka,
anggap saja asmara tiba..


Saat bibir mengutarakan senyuman,
Tetapi hati membendung pilu..
Saat nurani memekikan lara,
Tetapi paras meluncurkan tawa..


Ketika amarah tiba,
Sesosok insan menaburkan kelembutan..
Berahi hati merasa kesal,
Insan datang menyelimuti kehangatan..

Teruntuk, kamu.

Saat mentari menari,
Saat itulah Sang Khalik menebarkan benih semangat kepada setiap insan.

Saat angin berhembus
Saat itulah Sang Pencipta melontarkan setiap kenikmatan yang tak terhingga.

Dan,
Saat insan menengadahkan tangan pada-Nya,
Saat itulah segenggam harap yang beriringan air mata terungkap.

Selamat Pagi..
 
Semoga mentari senantiasa tersenyum padamu...
Semoga hembusan angin menyampaikan salam rindu yang tak berujung..

Teruntuk, Kamu.

Malam. Siang. Pagi dan Kau.

Malam. Datang.
Malam. Terang.
Sang surya pun menampakkan sinarnya yang benderang.
Seperti kau, selalu menampakkan sinar dalam raut wajahmu yang elok.
Malam. Datang.
Malam. Kelam.
Sang surya tak menampakkan sinarnya yang sumringah.
Tapi ia tak seperti kau, ia selalu terlihat kelabu saat mendung datang menghampiri.
Tapi kau, selalu kukuh mempertahankan parasmu yang rupawan saat  hati dan perasaanmu tak searah.
Siang. Datang.
Siang. Benderang.
Sang mentari memancarkan senyumnya yang bahari.
Ia seperti kau, yang selalu memancarkan senyuman yang menawan. 
Siang. Datang.
Siang. Berawan Hitam.
Sang baskara itu tak nampak bersahaja tanpa cahayanya, kelabu.
Kadang kau sepertinya, tatkala pikranmu lusuh.
Pagi. Kembali.
Pagi. Menyapa.
Sang fajar hadir melontarkan kilauan sinar binarnya.
Layaknya kau, selalu melontarkan keceriaanmu ketika kau bersamaku.
Aku tak pernah merasa jenuh saat seharian penuh bersama kau.
Bahagia, Sukacita, Gembira.
Pagi. Kembali.
Pagi. Menari.
Fajar beralih menjadi mentari, Sang mentari bersinar menanti Rembulan singgah menggantikannya.
Tapi kau, selalu berbinar dalam sanubariku, tak terganti oleh siapapun.